Minggu, 23 Oktober 2016

Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah profesi

 Mata Kuliah Etika Bisnis 

Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah profesi

  • Hakekat Mata Kuliah Etika Bisnis
    Menurut Drs. O. P Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.

  • Definisi Etika dan Bisnis
      Pengertian etika berasal dari bahasa yunani “ Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang keorang lain atau dari satu generasi ke generasi lainnya.Menurut Magnis Suseno (1987), Etika adalah : “Sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam konkret tertentu yang dihadapi seseituas seseorang”. 
     Pengertian bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
     Pengertian Etika Bisnis secara sederhana adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hokum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus memiliki oleh pelaku bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan prilaku yang akan dilakukan dalam bisnisnya. Hal ini juga merupakn tanggung jawab kita bersama, bukan saja hanya tanggung jawab pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan akan terwujud situasi dan kondisi bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara.

  • Klasifikasi Etika
            Etika Deskriptif, yaitu etika dimana objek yang nilainya adalah sikap dan prilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola prilaku manusia sebagai adanya ini tercermin pada situasi kondisi yang telah membudaya dimasyarakat secara turun temurun.
  1.    ·     Etika Normatif, yaitu sikap dan prilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntunan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat
  2. ·                          Etika Deontologi, yaitu menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik dengan kata lain, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Contoh : suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi pelakunnya, karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban  pelakunya, dalam hal memberikan pelayanan yang baik pada konsumennya, serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya.
  3. ·                        Etika Teologi, yaitu etika yang mengukur baikl buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Contoh : seorang anak mencuri uang untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan, tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum.
  4. ·                    Etika Meta, yaitu bersangkutan dengan pengertian dari istilah moral, misalnya apa yang diartikan boleh baik atau buruk dalam artian moral, dan apa arti tanggung jawab moral. Etika meta juga mempelajari logika dari penelaahan moral meliputi penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran dari argumentasi moral. 

  •     Etiket Moral, Hukum dan Agama
     Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral. Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih teori mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita. Hukum membutuhkan moral. Dalam kekaisaran roma terdapat pepatah quid leges sine moribus? Yang artinya adalah apa guna undang-undang jika tidak disertai moralitas? Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. 
     Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada waktu Tuhan dan ajaran agama.

·                Perbedaannya yang penting antara lain yaitu :

    • Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. 
    •  Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
    •  Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
    • Etika selalu berlaku meskipun tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya seseorang.
    • Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, isa saja diangap sopan dalam kebudayaan lain.
    • Etika jauh lebih bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak dapat ditawar lagi.
    • Etiket hanya memadang mausiadari segi lahiriah saja. Etika menyangkut manusia dari segi dalam. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.  
       
  • Konsep Etika
       Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani  tamu dan pengaturan kantor.

Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah: 
v Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
v Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
v Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
v Etika selalu berlaku meskipun tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya seseorang.
v Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, isa saja diangap sopan dalam kebudayaan lain.
v Etika jauh lebih bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak dapat ditawar lagi.
v Etiket hanya memadang mausiadari segi lahiriah saja. Etika menyangkut manusia dari segi dalam. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

  • ·         Konsep Etika

       Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani  tamu dan pengaturan kantor.

Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:           
  •  Intern, misalnya masalah perburuhaan
  • Ekstern, misalnya konsumen dan persaingan
  •  Lingkungan, misalnya gangguan keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
  •   Perusahaan tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
  •  Mampu menemukan yang terbaik dan berbeda
  • Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
  • ·         Visi
  • ·         Misi
  • ·         Tujuan
  • ·         Budaya organisasi 
 Fungsi dan manfaat budaya perusahaan 
1.      Fungsi
    menentukan maksud dan tujuan organisasi dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat     anggotanya.
2.      Manfaat
3.      mampu memecahkan masalah intern
4.      mampu memecahkan masalah ekstern
5.      mampu memiliki daya saing
6.      mampu hidup jangka panjang

Kunci membangun budaya perusahaan 
1.      Memahami proses terbentuknya budaya perusahaan
2.      Alamiah
3.      Konseptual

sumber budaya perusahaan adalah :
  • karakteristik pemimpin
  • jenis pekerjaan
  • cara memecahkan masalah
  • Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi budaya perusahaan
  • - Nilai
  • - Ideologi
  • - Norma
Langkah-langkah membangun budaya perusahaan:
  • - menemukan masalah dalam organisasi
  • - menemukan opini yang berkembang
menganalisis opini dari:
  • – lingkup
  • – pemunculan
  • – kompetensi
  • – mutu
  • – kadar


  • Menentukan strategi
  • Membuat program
  • Merumuskan pesan yang dapat mengubah
  • opini negatif menjadi positif
  • opini positif menjadi lebih positif
  • menciptakan opini baru yang positif tercermin pada:
  • individul image
  • unit image
  • coorporate
  • Budaya perusahaan dapat dibagi menjadi:
  • Pertama : Produk
b.Kedua    : Organisasi
– Perhatian pada karyawan (suasana, keejahteraan)
– Perhatian pada tata kerja
– Menyangkut pada sistem dan prosedur aturan-aturan kerja
– Perhatian pada sarana/peralatan

      

Sumber :
https://fikkyariefsetiawan.wordpress.com/2016/10/03/definisi-etika-dan-bisnis-sebagai-sebuah-profesi/
http://gatotbukankaca.weebly.com/etika-bisnis-1.html
http://adetiaapriyani.blogspot.co.id/2016/10/definisi-etika-dan-bisnis-sebagai_4.html
http://etika-kita.blogspot.co.id/2008/04/perbedaan-pengertian-etika-etiket-moral.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar